Ahlulbait News Agency -ABNA- Ayatullah Jawadi Amuli dalam pesannya menegaskan bahwa pawai Hari Al-Quds, yang merupakan bagian dari sunnah ilahi dan warisan Imam Khomeini (ra), bukanlah sekadar ibadah nasional, lokal, sektarian, atau rasial, tetapi termasuk dalam "tawalli dan tabarri dunia Islam".
Teks Lengkap Pesan Beliau:
A'udzu billahi minasy-syaithanir-rajim
Bismillahirrahmanirrahim
"Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin wa shallallahu ‘ala jami‘il anbiya’ wal mursalin wal a’immatil huda al-mahdiyyin wa Fatimah az-Zahra’, bihim natawalla wa min a'da’ihim natabarra’u ilallah."
Pawai Hari Al-Quds, yang merupakan bagian dari sunnah ilahi dan salah satu peninggalan Imam Khomeini (ra), bukanlah sekadar ibadah nasional, lokal, sektarian, atau rasial, tetapi merupakan bagian dari "tawalli dan tabarri internasional Islam". Sebab, dari satu sisi, kehormatan agama-agama Ibrahimiyah telah dilecehkan, dan dari sisi lain, ajaran serta perintah para pemimpin ilahi—Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan Nabi Isa (as)—telah dinodai. Kitab-kitab suci mereka, ajaran suci mereka, serta kehormatan Al-Qur’an tidak dihormati, dan juga perjalanan Isra' dan Mi'raj Rasulullah (saw) tidak diperhatikan.
Hak-hak seperti ini adalah hak-hak ilahi yang berkaitan dengan para pemimpin ilahi, wahyu ilahi, dan ajaran para nabi. Di sisi lain, tanah air suatu bangsa telah dirampas dengan sengaja dan terang-terangan, menyebabkan jutaan orang kehilangan tempat tinggal selama lebih dari tujuh puluh tahun. Kezaliman yang terang-terangan dan besar telah menimpa sebuah bangsa, ditambah dengan genosida yang dilakukan oleh rezim Zionis Israel. Dalam jangka waktu yang lama, anak-anak, wanita, dan orang-orang tak bersalah telah dibantai secara brutal. Tragedi seperti ini bersifat global, dan kewajiban setiap manusia adalah untuk melakukan tawalli terhadap kaum yang tertindas dan tabarri terhadap para penindas.
Sekarang, ketika sunnah yang telah ditegakkan oleh Imam Khomeini (ra) ini dilaksanakan, maka hendaknya setiap orang yang berpartisipasi dalam pawai ini bertujuan untuk memperoleh pahala duniawi dan ukhrawi sekaligus; yakni, manfaat politik dan sosial, serta berkah agama dan ibadah. Setiap individu harus berniat untuk menghormati ajaran agama samawi, menghormati para pemimpin ilahi, menghormati Al-Qur’an, menghormati ajaran Ahlulbait (as), serta menghormati peristiwa Isra' dan Mi'raj Nabi Muhammad (saw) dengan berpartisipasi dalam pawai ini.
Prinsip "tawalli dan tabarri" merupakan bagian dari ajaran resmi Islam. Ada yang bersifat sementara, ada yang bersifat lokal, ada yang bersifat nasional, dan ada pula yang bersifat internasional. Dalam pawai ini, agar kita dapat meraih semua manfaatnya, kita harus berniat mendekatkan diri kepada Allah dengan memperhatikan semua aspek tersebut. Jika suatu amal mencakup banyak aspek, dan seseorang berniat mendekatkan diri kepada Allah dalam semua aspek tersebut, maka pahala yang besar akan diperolehnya.
Orang-orang besar yang mengikuti pawai Hari Al-Quds tidak boleh hanya memikirkan penderitaan anak-anak dan wanita di Gaza yang terbunuh. Namun, mereka juga harus berniat membela ajaran nabi-nabi terdahulu, membela misi kenabian, menghormati Al-Qur’an, menghormati Rasulullah, menghormati peristiwa Isra' dan Mi'raj, sehingga serangkaian nilai luhur menyertai para peserta pawai yang mulia ini.
Allah berfirman:
"Sungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi." (QS. al-Fajr [89]: 14)
Jangan pernah berpikir bahwa Israel yang saat ini didukung oleh Barat dan dilindungi oleh Amerika Serikat dapat melanjutkan kezaliman ini. Sama sekali tidak! Azab, kemurkaan, dan kemarahan Ilahi sudah dekat.
Oleh karena itu, kewajiban kita semua adalah berpartisipasi dalam pawai ini. Pertama, kita harus hadir. Kedua, masing-masing dari kita harus berniat untuk melakukan tawalli dan tabarri ilahi sesuai dengan tingkat pengetahuan kita. Ketiga, kita harus memastikan bahwa niat kita mencakup semua aspek yang telah disebutkan dan melangkah dengan niat mendekatkan diri kepada Allah serta menghormati para syuhada yang telah berkorban di jalan ini. Dengan demikian, setiap langkah kita akan diteguhkan oleh Zat Mahasuci Ilahi—baik di dunia maupun di Shirath. Kita berharap, langkah-langkah yang diambil dalam jalan ini tidak akan tergelincir.
Para ibu, saudari, putri, ayah, saudara, dan putra yang berpartisipasi dalam pawai ini harus memperhatikan semua aspek ini dan bergerak dengan niat tulus karena Allah, sehingga Zat Mahasuci Ilahi, berdasarkan niat-niat suci dan penghormatan khusus ini, memberikan pahala dunia dan akhirat kepada mereka serta segera membinasakan para tiran, sebagaimana firman-Nya:
"Sungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi." (QS. al-Fajr [89]: 14)
Kami berharap tahun 1404 Hijriah Syamsiah ini menjadi tahun berakhirnya penderitaan rakyat Gaza dan kezaliman Israel, berkat kekuasaan dan kebesaran Ilahi!
Ghafara Allahu lakum wa as-salamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Your Comment